Pada sistem pengapian transistor signal generator dipasang di dalam distributor untuk menggantikan breaker point (platina) dan cam. Signal generator membangkitkan tegangan untuk mengaktifkan transistor pada igniter untuk memutus arus primer pada ignition coil.
Sistem pengapian transistor
mempunyai keuntungan :
1. Tidak memerlukan perawatan (penyetelan/penggantian platina)
sehingga mengurangi biaya pemeliharaan.
2. Tidak ada kontak logam dengan logam, sehingga tidak terjadi
keausan dan penurunan tegangan sekunder.
A. SIGNAL GENERATOR
Signal generator berfungsi untuk
menghidupkan power transistor di dalam igniter untuk memutuskan arus primer
ignition coil pada saat pengapian yang tepat.
1. KONSTRUKSI
Signal generator terdiri dari
magnet permanen yang memberi magnet kepada pick up coil, pick up coil kemudian
membangkitkan arus bolak-balik (AC) dan signal rotor yang menginduksi tegangan
AC di dalam pick up coil sesuai dengan saat pengapian. Signal rotor mempunyai
gigi-gigi sebanyak jumlah silinder.
2. PRINSIP PEMBANGKITAN EMF
Garis gaya magnet (magnetic flux)
dari magnet permanen mengalir dari signal rotor melalui pick up coil. Celah
udara antara rotor dengan pick up coil yang berubah-ubah akan menyebabkan
kepadatan garis gaya magnet pada pick up coil berubah. Perubahan kepadatan garis
gaya (flux density) ini membangkitkan EMF (tegangan) dalam pick up coil.
B. IGNITER
Igniter terdiri dari sebuah
detektor yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh signal generator. Signal
amplifier dan power transistor, yang melakukan pemutusan arus primer ignition
coil pada saat yang tepat sesuai dengan signal yang diperkuat
Pengaturan dwell angle untuk
mengoreksi primary signal sesuai dengan bertambahnya putaran mesin disatukan di
dalam igniter.
Sirkuit pembatas arus (current
limiting circuit) untuk mengatur arus primer maksimum.
1. PRINSIP KERJA SISTEM PENGAPIAN
TRANSISTOR
a. Mesin mati
Pada saat kunci kontak ON maka
arus mengalir dari battery Ü R1 Ü
R2 Ü massa. Saat ini transistor
mendapat tegangan sangat kecil sehingga tidak mampu meng “ON”kan transistor,
yang menyebabkab kumparan primer tidak dialiri arus.
b. Mesin hidup (tegangan positif dihasilkan pada pick up coil)
Bila mesin dihidupkan, maka signal
rotor pada distributor akan berputar, menghasilkan tegangan AC dalam pick up
coil. Bila tegangan yang dihasilkan adalah positif, tegangan ini ditambahkan
dengan tegangan dari battery, untuk menaikkan tegangan pada titik Q di atas
tegangan kerja transistor, dan transistor ON. Akibatnya arus primer ignition
coil mengalir ke transistor dari collector ke emitter.
c. Mesin hidup (tegangan negatif dihasilkan pada pick up coil)
Bila tegangan yang dihasilkan
dalam pick up coil adalah negatif, tegangan ini akan mengurangi tegangan
battery pada titik P sehingga tegangan pada titik Q turun di bawah tegangan kerja
transistor dan transistor OFF. Akibatnya arus primer terputus dan terjadi
induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder
C. INTEGRATED IGNITION ASSEMBLY (IIA)
IIA adalah singkatan dari
“Integrated Ignition Assembly”. IIA menggabungkan igniter dan ignition coil
dengan distributor.
Keuntungan IIA :
1. Kecil dan ringan.
2. Tidak mengalami masalah putus sambungan, jadi keandalannya tinggi.
3. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap air.
4. Tidak mudah terpengaruh oleh kondisi sekitarnya.
D. Distributor Less Ignition (DLI)
DLI adalah sistem pengapian tanpa
menggunakan distributor. Pada umumnya menggunakan sebuah ignition coil untuk
dua buah busi. ECU (Electronic Control Unit) mendistribusikan arus primer ke
tiap ignition coil secara langsung dan menyebabkan busi melompatkan bunga api.
No comments:
Post a Comment